Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Kala Sebuah Kemasan Menjadi Akar Masalah

Gambar
Di sebuah ruang setengah terbuka, terdengar harmoni suara gesekan katel dan sodet beradu dengan suara riuhnya orang bercengkrama. Wangi-wangi makanan menyerbak, menggoda setiap insan untuk mencicipi karya nikmat sang koki.  Lita yang kala itu sedang lapar segera memesan menu  fettucini carbonara  favoritnya, namun karena ia tidak mendapatkan meja. Lita meminta makanannya dibungkus di styrofoam untuk dimakannya ditempat lain. "Di styroform ya bang!" Ujar Lita. "Ga dipiring neng?" Jawab pedagang makanan. "Ribet bang, di styrofoam aja biar praktis, jadi nanti kalo abis tinggal dibuang." Ungkap Lita. Tak lama, pedagang itu memberikan pesanan makanan pada Lita, kemudian Lita pergi meninggalkan kantin. Penulis yang saat itu berada di lokasi yang sama, menghampiri Lita dan juga pedagang tersebut, menanyakan apakah Lita dan pedagang pasta tersebut tahu mengenai bahaya styrofoam sebagai pembungkus makanan.  "Yang terparah sih b

Angan-angan

Kita lebih senang bermimpi, Karena realita itu menyedihkan. Kita lebih senang kebohongan, Karena kebohongan itu manis Dan kejujuran itu pahit. Kita lebih suka berkhayal, Karena berkhayal selalu menyenangkan. Kita lebih suka cerita happy ending Karena sad ending terlalu dekat dengan kita. Kita hidup dalam topeng, Dalam imajinasi, Dalam khayal yang bahagia. Kita menolak untuk setuju dengan pernyataan ini, Tapi setengah hati kita bicara benar. Kita gemar berangan-angan. Menyembunyikan fakta-fakta menyakitkan. Apa mungkin kita sendiri adalah angan-angan? Yang terbang bersama angin,  lalu menghilang bersama hujan? Sellimeli~ 22/9/16