Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Sadarlah

Aku hanya sedang risau. Takut tak memenuhi ekspektasi dan harapan.  Keterbatasan kemampuan dan harapan yang terlampau tinggi datang bersamaan.  Wajah-wajah pengharap itu terus muncul bergantian.  Juga wajah penilai dan perkataannya.  Aku tak berkutik, hanya bisa termangu melihat semuanya bergerak.  Tak percaya diri ini datang membuat diri tak berdaya.  Atau aku hanya terlalu pesimis, terkunci dalam ketidakmampuanku. Kemarin dan sekarang sama saja bila takut ini selalu merantai. Tapi sisi hatiku bicara untuk mencoba, entah bagaimana caranya.  Tapi sesuatu berbisik  "Kalau kau tak menyemangati dirimu lantas siapa lagi yang akan menyemangati?   Mereka tak pernah tahu apa yang kau hadapi jika tak kau jelaskan" Dia semakin mencerocosi aku, dengan meluap-luap ia bicara.  "Jadi berharap pada siapa lagi sebaiknya? Hanya dirimu yang bisa menjawab. Kau tahu kan, sudah bukan waktunya menyalahkan hari kemarin?  untuk menyalahkan diri atas waktu yang telah disia-sia

Egois

Kemudian inilah yang sedang berkecamuk dalam hati. Egois, sungguh aku membencinya. Tapi juga takut, takut terprovokasi olehnya dan juga takut menjadi bagian dari dirinya. Aku harus terus berkaca untuk menghindari dia, jika terlambat tolong tampar aku. Hingga aku benar benar sadar. Jangan sampai aku melakukan apa yang aku benci. Siapa yang ingin sebuah dua paham, ya tidak konsisten. Dia sangat berbahaya. Menghancurkan, melukai, sebuah rasa ingin menang sendiri. Oh aku benar-benar takut. Mengenai jawaban akan kebencianku, seseorang menulis pemikirannya hingga membuatku berpikir kembali. Wanita itu berkata: “Konsep dasarnya adalah, hal yang paling menarik bagi seseorang adalah dirinya sendiri. Coba ingat ingat. Sebuah foto bersama didefinisikan bagus ketika muka kita sendiri tampak bagus bukan di dalamnya? Saat berfoto bersama, yang dicek pertama kali adalah muka kita sendiri bukan? Jadi saat merasa orang lain egois, hanya mementingkan diri sendiri, tidak mempedulika

Menulis

Suatu hari di tahun 2015, aku menulis dalam sebuah blog yang telah lama kutinggalkan. Keberadaannya sangat kubutuhkan tapi jarang terawat akibat waktu yang tak kunjung luang dan terkadang rasa malas mengunciku untuk keluar mengungkapkan segala rasa yang tertahan, yang kadang tidak sempat dan tak ingin diungkapkan lewat ucapan. Kadang lebih baik aku menuliskannya disini karena tak peduli ini akan dibaca atau tidak setidaknya aku bisa mengungkapkannya dengan bebas. Aku tahu dia hanya akan diam, dia hanya penyedia dan dia juga terbatas karena ada aturan untuk mengangkat isu tertentu dsb. Tapi Kau tahu ini rasanya lebih baik, kau bisa terus bercerita tanpa panik tidak ingin didengarkan. Kau bisa terus bercerita tanpa panik dihiraukan. Dan kau bisa terus bercerita tanpa khawatir apa yang kau ceritakan akan di skip lalu lupa untuk dibahas karena "sudah beda topik". Bilang saja begitulah, realistis saja dan tak perlu bertele-tele. Aku seorang wanita yang dalam angannya ingin me