Sadarlah
Aku hanya sedang risau. Takut tak memenuhi ekspektasi dan harapan. Keterbatasan kemampuan dan harapan yang terlampau tinggi datang bersamaan. Wajah-wajah pengharap itu terus muncul bergantian. Juga wajah penilai dan perkataannya. Aku tak berkutik, hanya bisa termangu melihat semuanya bergerak. Tak percaya diri ini datang membuat diri tak berdaya. Atau aku hanya terlalu pesimis, terkunci dalam ketidakmampuanku. Kemarin dan sekarang sama saja bila takut ini selalu merantai. Tapi sisi hatiku bicara untuk mencoba, entah bagaimana caranya. Tapi sesuatu berbisik "Kalau kau tak menyemangati dirimu lantas siapa lagi yang akan menyemangati? Mereka tak pernah tahu apa yang kau hadapi jika tak kau jelaskan" Dia semakin mencerocosi aku, dengan meluap-luap ia bicara. "Jadi berharap pada siapa lagi sebaiknya? Hanya dirimu yang bisa menjawab. Kau tahu kan, sudah bukan waktunya menyalahkan hari kemarin? untuk menyalahk...